*INTERMEZZO*
Jadi ceritanya dimulai dari siang tadi pas datang ke undangan pernikahan di dusun sebelah, sengaja gantiin mama untuk datang ke undangan tersebut karena beliau sedang sowan ke luar kota. Setiap tempat memiliki kultur tersendiri, termasuk pesta pernikahan seperti ini. Salah satunya di daerah saya yakni pulau Madura, khususnya di wilayah Pedesaannya memiliki tradisi pesta pernikahan yang menurut saya cukup unik. Sebenarnya, dari segi kostum tidak jauh berbeda dengan adat Jawa, maklum lah ya kan masih tetangga, jadi satu malah setelah ada Jembatan Suramadu...hehe. Begitupun dengan konsep umum acara pesta pernikahan di bebagai wilayah yang kurang lebih: Datang-Salaman-ngasih "amplop"-makan2 sambil nikmatin hiburan dan melihat kedua mempelai di pelaminan-Salaman lagi-Pulang, kurang lebih masih tetap sama. Namun, ada 3 hal dari pesta pernikahan di Madura yang cukup menarik perhatian saya. 1). Cara ngundangnya, yupz ini nih salah satu penyebab kenapa koq tiba-tiba banyak sabun mandi di rumah. Jadi, pada sebagian orang punya kebiasaan membuat panitia para penyebar undangan pernikahan. Tugas panitia ini adalah menyebar undangan berupa sabun mandi, dulu juga pernah sebungkus rokok tapi sekarang sudah jarang digunakan sebagai undangan karena harganya yang cukup mahal, alhamdulillah banget deh untuk yang satu ini. Undangan berupa sabun mandi ini kemudian disebarkan sebanyak-banyaknya bahkan pada orang yang tidak kenal sama sekali, yang penting ada salah satu tetangga yang dikenal jadilah undangan itu tersebarkan ke banyak orang. Makin banyak undangan yang tersebar makin baik, begitu deh kira-kira tujuan panitia penyebar undangan ini. 2). Tradisi balas-balasan, ini merupakan kelanjutan dari yang pertama kenapa koq sampai nyebar undangan segitu banyakanya. Biasanya saat acara, juga ada panitia pencatat amplop yang bertugas merekapitulasi nama si pemberi amlop-alamat-dan nominalnya. Tujuannya, saat orang yang di catat ini kelak juga akan memngadakan pesta pernikahan, maka nanti tuan rumah yang saat ini wajib untuk memberi "amplop" dengan nominal yang minimal sama. Selain itu, banyaknya kue "Asa'an" yaitu kue yang diberikan pada para tamu sebanding dengan banyaknya nominal yang diberikan. 3). Acara bisa seharian penuh, jadi pesta pernikahannya biasa dilaksanakan dari jam 08.00-16.00, wow kebayang lah ya gimana sibuknya panitia alias kerabat2 yang mempersiapkan suguhan untuk para tamu undangan. Ada beberapa tips ne, yg bisa dilakukan saat jamuan makannya jangan lupa untuk membawa: Hand sanitizer sendiri, tissue, dan air mineral jika kamu masih belum terbiasa dengan kultur disana. Kalau saya sih, meski ribet lebih suka bawa sendiri..hehe.
Walau bagaimanapun kultur pestanya semoga tidak menghilangkan esensi dan tujuan dari pernikahan itu sendiri, BarakAllah.. :)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Well, cerita ditatas hanya intermezzo. Cerita sebenarnya ketika saya berniat membelikan sebuah balon mainan yang dijual di sekitar area pesta pernikahan itu. "Dimana ada gula di situ ada semut", dimana ada keramaian pasti banyak pedagang...Nyambung kan ya? hehe. Senang sekali rasanya membayangkan wajah ceria ponakan saya yg teramat menggemaskan saat membawakan balon untuknya. Maka, saya pun segera membelikannya sebuah balon berwarna merah jambu berstiker boneka lucu. Saat balon itu sudah di tangan dan perjalanan pulang ke rumah, saya teringat kalau di rumah juga ada ponakan yg lain alias anak dari mbak sepupu saya yang sedang main ke rumah. Saya sudah khawatir setelah ini pasti akan ada perang tangis dan teriakan. Wah, benar saja setelah sampai di rumah saya sudah disambut oleh ponakan saya yg teramat menggemaskan itu, Annada namanya. Dan dia langsung menyambar balon yang ada di tangan saya, dengan senangnya ia pamer balonnya pada ponakan saya yang lain " Aisyah". Belum sampai 2 menit, terjadilah aksi saling berebut balon hingga suara tangis dan teriakan pun membahana. Aisyah yang berumur 3 tahun dan Annada yg baru berusia 20 bulan sama-sama bersikukuh memperebutkan balon, sampai akhirnya keduanya dipisahkan dan dialihkan pada hal lain. Karena Annada masih kecil, mudah saja dia lupa pada balonnya dan ngajak bermain air, untuk sementara waktu balon dipinjam oleh Aisyah. Cerita selesai dan kondisi sudah tenang lagi.
Eitss....ceritanya gak berhenti disini aja, sore harinya episode "Lagi-lagi Rebutan" part.2 terjadi lagi kali ini nambah pemain yakni Yusuf yg berusia 5 tahun (kakak Annada) Vs Annada. Temanya kali ini adalah berebut "Ibunda" alias mbak saya sendiri. Yusuf yang sedang sakit minta dipangku sama bundanya, Annada yang tiba-tiba datang tidak mau kalah sama Yusuf, alhasil terjadilah perebutan bunda. Yusuf pun walau sudah lebih besar dari Annada tetap tidak mau mengalah karena dia memang sediikit manja dan apalagi dalam kondisi sakit seperti sekarang ini. Ketebak gak apa yang terjadi selanjutnya? Yupzz, lagi2 tangis dan teriakan. Akhirnya keduanya berhasil dilerai dan Yusuf pun mau sedikit mengalah. #Hufft
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari kisah tadi pastilah ada hikmanya, semoga pembaca yang budiman juga bisa mengambil hikmahnya yah.. :)
Menangis, berebut mainan, dsb adalah karakter dasar dari anak kecil. Disinilah peran penting orang tua, orang tua harus mampu memahami psikologi anak dan mendidiknya sebaik mungkin. Orang tua harus mengarahkan anak-anak mereka unttuk memperoleh pemahaman yang baik terkait hakikat saling berbagi dan karakter2 baik lainnya alias berakhlaqul karimah. Bukan perkara yg mudah memang dan sekaligus tidak sulit untuk dicoba agar bisa mendidik anak dengan baik, apalagi cinta pada Al-Qur'an shg bisa berakhlaq Al-Qur'an. Yang dibutuhkan hanya 3 hal yakni niat yang tulus karena Allah, komitmen alias keistiqomahan dari kedua orang tua dan do'a tentunya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
However, saya teramat sayang sama semua ponakan-ponakan saya karena mereka-lah penghibur saya saat sedang jenuh di rumah. Lain kali saya ceritakan detail tentang mereka semua, di sesi yang lain.
Ini nih beberapa foto mereka kalau lagi akur, semoga akur terus yaa..Aamiin
Love them so much :*)
Jadi ceritanya dimulai dari siang tadi pas datang ke undangan pernikahan di dusun sebelah, sengaja gantiin mama untuk datang ke undangan tersebut karena beliau sedang sowan ke luar kota. Setiap tempat memiliki kultur tersendiri, termasuk pesta pernikahan seperti ini. Salah satunya di daerah saya yakni pulau Madura, khususnya di wilayah Pedesaannya memiliki tradisi pesta pernikahan yang menurut saya cukup unik. Sebenarnya, dari segi kostum tidak jauh berbeda dengan adat Jawa, maklum lah ya kan masih tetangga, jadi satu malah setelah ada Jembatan Suramadu...hehe. Begitupun dengan konsep umum acara pesta pernikahan di bebagai wilayah yang kurang lebih: Datang-Salaman-ngasih "amplop"-makan2 sambil nikmatin hiburan dan melihat kedua mempelai di pelaminan-Salaman lagi-Pulang, kurang lebih masih tetap sama. Namun, ada 3 hal dari pesta pernikahan di Madura yang cukup menarik perhatian saya. 1). Cara ngundangnya, yupz ini nih salah satu penyebab kenapa koq tiba-tiba banyak sabun mandi di rumah. Jadi, pada sebagian orang punya kebiasaan membuat panitia para penyebar undangan pernikahan. Tugas panitia ini adalah menyebar undangan berupa sabun mandi, dulu juga pernah sebungkus rokok tapi sekarang sudah jarang digunakan sebagai undangan karena harganya yang cukup mahal, alhamdulillah banget deh untuk yang satu ini. Undangan berupa sabun mandi ini kemudian disebarkan sebanyak-banyaknya bahkan pada orang yang tidak kenal sama sekali, yang penting ada salah satu tetangga yang dikenal jadilah undangan itu tersebarkan ke banyak orang. Makin banyak undangan yang tersebar makin baik, begitu deh kira-kira tujuan panitia penyebar undangan ini. 2). Tradisi balas-balasan, ini merupakan kelanjutan dari yang pertama kenapa koq sampai nyebar undangan segitu banyakanya. Biasanya saat acara, juga ada panitia pencatat amplop yang bertugas merekapitulasi nama si pemberi amlop-alamat-dan nominalnya. Tujuannya, saat orang yang di catat ini kelak juga akan memngadakan pesta pernikahan, maka nanti tuan rumah yang saat ini wajib untuk memberi "amplop" dengan nominal yang minimal sama. Selain itu, banyaknya kue "Asa'an" yaitu kue yang diberikan pada para tamu sebanding dengan banyaknya nominal yang diberikan. 3). Acara bisa seharian penuh, jadi pesta pernikahannya biasa dilaksanakan dari jam 08.00-16.00, wow kebayang lah ya gimana sibuknya panitia alias kerabat2 yang mempersiapkan suguhan untuk para tamu undangan. Ada beberapa tips ne, yg bisa dilakukan saat jamuan makannya jangan lupa untuk membawa: Hand sanitizer sendiri, tissue, dan air mineral jika kamu masih belum terbiasa dengan kultur disana. Kalau saya sih, meski ribet lebih suka bawa sendiri..hehe.
Walau bagaimanapun kultur pestanya semoga tidak menghilangkan esensi dan tujuan dari pernikahan itu sendiri, BarakAllah.. :)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Well, cerita ditatas hanya intermezzo. Cerita sebenarnya ketika saya berniat membelikan sebuah balon mainan yang dijual di sekitar area pesta pernikahan itu. "Dimana ada gula di situ ada semut", dimana ada keramaian pasti banyak pedagang...Nyambung kan ya? hehe. Senang sekali rasanya membayangkan wajah ceria ponakan saya yg teramat menggemaskan saat membawakan balon untuknya. Maka, saya pun segera membelikannya sebuah balon berwarna merah jambu berstiker boneka lucu. Saat balon itu sudah di tangan dan perjalanan pulang ke rumah, saya teringat kalau di rumah juga ada ponakan yg lain alias anak dari mbak sepupu saya yang sedang main ke rumah. Saya sudah khawatir setelah ini pasti akan ada perang tangis dan teriakan. Wah, benar saja setelah sampai di rumah saya sudah disambut oleh ponakan saya yg teramat menggemaskan itu, Annada namanya. Dan dia langsung menyambar balon yang ada di tangan saya, dengan senangnya ia pamer balonnya pada ponakan saya yang lain " Aisyah". Belum sampai 2 menit, terjadilah aksi saling berebut balon hingga suara tangis dan teriakan pun membahana. Aisyah yang berumur 3 tahun dan Annada yg baru berusia 20 bulan sama-sama bersikukuh memperebutkan balon, sampai akhirnya keduanya dipisahkan dan dialihkan pada hal lain. Karena Annada masih kecil, mudah saja dia lupa pada balonnya dan ngajak bermain air, untuk sementara waktu balon dipinjam oleh Aisyah. Cerita selesai dan kondisi sudah tenang lagi.
Eitss....ceritanya gak berhenti disini aja, sore harinya episode "Lagi-lagi Rebutan" part.2 terjadi lagi kali ini nambah pemain yakni Yusuf yg berusia 5 tahun (kakak Annada) Vs Annada. Temanya kali ini adalah berebut "Ibunda" alias mbak saya sendiri. Yusuf yang sedang sakit minta dipangku sama bundanya, Annada yang tiba-tiba datang tidak mau kalah sama Yusuf, alhasil terjadilah perebutan bunda. Yusuf pun walau sudah lebih besar dari Annada tetap tidak mau mengalah karena dia memang sediikit manja dan apalagi dalam kondisi sakit seperti sekarang ini. Ketebak gak apa yang terjadi selanjutnya? Yupzz, lagi2 tangis dan teriakan. Akhirnya keduanya berhasil dilerai dan Yusuf pun mau sedikit mengalah. #Hufft
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari kisah tadi pastilah ada hikmanya, semoga pembaca yang budiman juga bisa mengambil hikmahnya yah.. :)
Menangis, berebut mainan, dsb adalah karakter dasar dari anak kecil. Disinilah peran penting orang tua, orang tua harus mampu memahami psikologi anak dan mendidiknya sebaik mungkin. Orang tua harus mengarahkan anak-anak mereka unttuk memperoleh pemahaman yang baik terkait hakikat saling berbagi dan karakter2 baik lainnya alias berakhlaqul karimah. Bukan perkara yg mudah memang dan sekaligus tidak sulit untuk dicoba agar bisa mendidik anak dengan baik, apalagi cinta pada Al-Qur'an shg bisa berakhlaq Al-Qur'an. Yang dibutuhkan hanya 3 hal yakni niat yang tulus karena Allah, komitmen alias keistiqomahan dari kedua orang tua dan do'a tentunya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
However, saya teramat sayang sama semua ponakan-ponakan saya karena mereka-lah penghibur saya saat sedang jenuh di rumah. Lain kali saya ceritakan detail tentang mereka semua, di sesi yang lain.
Ini nih beberapa foto mereka kalau lagi akur, semoga akur terus yaa..Aamiin
Love them so much :*)
Annada dan Yusuf |
Annada dan Aisyah |
Cium sayang dedek Annada yah... :) |
Senyum manis ya sayang.... :) |