Senin, 02 Februari 2015

“MENIKAH: Bukan Persoalan Cinta!!!”



Assalamu’alaykum Wr. Wb

Apa kabar halaman blog-ku? Semoga kau tak berdebu apalagi usang termakan waktu, karena aku jarang menjumpaimu dan berceloteh padamu tentang apa saja, ah tapi kau masih sama menjadi halaman terbaik untuk membagi semua kisah-kisahku. Sebetulnya, banyak banget loh kisah yg belum aku bagi sama kamu di penghujung 2014 kemarin seperti: momen wisuda, menariknya jadi surveyor (ntar aku buat tulisan sendiri deh judulnya “survivor of surveyor”..hehe), sampai yang terbaru kisah Vii jadi sekretaris di klinik, ah a bunch of stories lah pokoknya, ntar aku bagi deh disini, tapi kali ini Vii lagi pengen nulis tema sensitive yes, about love and marriage… #upss
Vii lagi gak galau ya blog, cuma galau banget..hehe, ah ngak2 becanda koq. cuma pengen nulis yang beda aja, kali ini kamu pasti protes my blog (kalau bisa ngomong pasti kamu bakal ngomong gini, “apanya vii pengen nulis yang beda, kayaknya kamu udah keseringan deh nulis tema2 gini). Ahaha, sabar ya my dear blog…. :P

Kembali ke tema, “Menikah: Bukan Persoalan Cinta”. Percaya atau tidak sebetulnya tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara jatuh cinta dan menikah (serius Vii???, udah dibuktikan dengan statistik belum?, pake uji apa? Chi-square atau spearman atau Pearson? Signifikan pada alfa berapa?.. hehe kayak skripsi aja J..well, walaupun mungkin belum ada penelitian ilmiah tentang hubungan antara jatuh cinta dan menikah, I just wanna declare my self kalau yang namanya menikah itu, gak perlu koq harus jatuh cinta dulu sebelumnya, lalu melewati serangkaian pacaran yang katanya sih ajang “ta’aruf” tapi lama bangett sampe bertahun-tahun, #upss sampai akhirnya keduanya memutuskan untuk menikah (tengok, kanan-kiri, takut ada yg lempar sandal gara2 Vii nulis gini, but well Vii gak lagi nyinggung siapa2 ya, tapi kalo ada yang tersinggung maaf deh #eh, tulisan ini cuma murni buat NGINGETIN DIRI aja biar gak galau masalah cinta dan biar bisa tetap komitmen utk menjaga prinsip karena-Nya…aamiin). Prinsip apaan Vii? Ya, itu tuh jadi mawar berduri, tapi gak untuk melukai loh ya…hehe #LOL
Walaupun kenyataannya nih blog, gak dapat dipungkiri cinta kebanyakan menjadi alasan orang untuk menikah, ya gpp sih gak ada yg salah sama yang namanya cinta, kan fitrah selama masih dalam batas-batas dan gak melanggar koridor-Nya, malah bagus dong kalo akhirnya bisa menikah sama yang dicintai dan dirindui selama ini, like a medicine to cure hurt kan alias kayak obat bagi yang lagi “sakit” karena cinta…#aish2, curhat bu’??
Nah, ini justru yang menjadi problematika saat ini, kadang msih kabur loh antara cinta atau sekedar nafsu sehingga fenomena2 kayak pacaran baik yang nyata maupun “terselubung” mengatasnamakan “ta’aruf” masih kerap terjadi, yups ber-sms-an atau ber-chatting ria padahal gak ada kepentingan syar’i T.T apalagi pelakunya loh nyadar kalau itu berpotensi penyakit hati. (Istighfar ukh, istighfar). Selain itu, cobaan cinta dalam diam juga tak kalah hebat menyakitkannya, gak ada yg ngerti, gak ada yang tau, tak terbaca, tak tersampaikan kadang bisanya cuma nangis2 sendiri tapi gak sampai #nyakar2 tembok loh ya, #alaay kumaat…:P apalagi kalo si dia akhirnya malah nikah sama orang lain, padahal yg selama ini jelas2 ngarep.com dan usaha diam2 kita.. #loh koq?? maksudnya stalking dan kepo di sosmednya, haha dasaar. Terus tahu kenyataan dia nikah sama orang lain pada sedih tuh sampai guling2 di kasur #lanjut tidur maksudnya, haha. Hayoo ada yang ngerasa?? Atau yang nulis juga ngerasa? Ah, enggak ya… enggak salah maksudnya.. #just kidding..hehe :P
Well2, back to the theme… nah itu dia sekali lagi, gak ada yang salah dengan yang namanya mencintai hanya kita perlu berjalan dalam koridor-Nya dan cintailah atau bencilah sewajarnya saja, seperti kata sayyidini Ali Bin Abi Thalib kan, jadi gak perlu tuh acara sakit hati yang berlebihan apalagi nangis sampai air matanya se-ember gara2 gak jadi nikah sama dia, maklum namanya juga belum berjodoh dan bukan dia yg tertulis di lauh mahfudz, terus siapa? Tau dah.. sabar aja dah jeung :P. well, dalam fase ini justru ada hikmahnya karena kita belajar untuk merelakan dan mengikhlaskan, bahwa segala sesuatu adalah milik-Nya… J

Sekali lagi, menikah itu bukan persoalan cinta tapi soal memantaskan diri, bukan pula persoalan siapa dia tapi persoalan bagaimana dia. Menikah juga bukan persoalan you are belong to me atau i am belong to you, tapi persoalan membangun peradaban untuk mencetak generasi-generasi yang akan memberatkan bumi dengan kalimatullah. So, dalam masa “masih” sendiri gak usah deh galau2 apalagi meratap-ratap hanya karena persoalan cinta, yang terpenting sekarang lakukan yang terbaik apa yang bisa kamu lakukan, bahagiain-nyenengin alias berbakti pada ibu-bapak dulu, jadilah yang sholihah untuk mereka (red: birrul walidain) sebelum sholihah untuk yang lain.. #upss (Ingat BAPAK, jadi ingat rencana S2… SEJAUH apakah persiapan saya atau belum sama sekali karena masih ke-ENAK-an kerja…haha #ntar, bahas di tema lain ya ciin)


EPILOG
Karena menikah sekali lagi bukan persoalan cinta, maka upaya untuk menyongsongnya hanya perlu dengan pemahaman dan kesiapan.. Pemahaman bahwa menikah adalah perkara ibadah, maka ia perlu dipersiapkan dengan ilmu, niat yang suci lillahi ta’ala, dan tentu saja kesiapan mental, fisik serta satu hal yang harus diingat bahwa pernikahan itu suci maka prosesnya juga harus se-suci itu J
Sebagai seorang cewek, wanita, muslimah atau akhwat ikhtiar kita dalam menjemput jodoh sederhana saja koq cukup Sabar-berdoa “minta sama Yang Maha Kuasa” dan senantiasa memperbaiki diri karena-NYA bukan karena jodoh…#hati2 niatnya, haha

Dear my lovely blog, udah dulu ya besok masuk kerja nih, ntar kapan2 tak nulis alias curcol lagi disini...

Buat teman2 yang baca, boleh ninggalin komen ya…hehe J

Thx u… Wassalamu’alaykum Wr. Wb 

Sabtu, 12 Juli 2014

Kejutan dari M.Kesh 2013......

The Sweetest gift from M.Kesh

23 April 2013

Jam 05.00 wib di kontrakan OASE
dalam hati (mbatin) " 23 April, wah hari ini aku genap berusia 21 tahun... tapi koq gak ada yang kirim ucapan selamat ya, apa pada lupa.. Ah yasudahlah"
Beberapa menit kemudian hp bergetar kulirik namanya "Iraida", wah pasti stafku ini ingat ultahku, akhirnya ada yang ingat juga..tanpa berpikir panjang ku sambar cepat hp-ku dan kumulai membaca isi sms-nya yang ternyata #Ke-GR-an #Gubrak isinya, berikut kutipan isi sms antara aku dan stafku di kemuslimahan:
Iraida: "Mbak Vii,...Mb Vii, gawat...." (sudah terbayang wajah rempong stafku yang satu ini kalau lagi gelisah) #mbak Vii, panggilan khas-nya padaku padahal yang lain lengkap manggilnya mbak Vita.
Aku: "Iya dek Ira ada apa?"
Iraida: "Mb, proposal permohonan sponsor kita ditolak... Para alumni yang kita hubungi gak ada satupun yang mbales...gimana mbak Vii?"
Aku: "Yang bener kamu dek, kemarin mb di bales i koq oleh beberapa alumni yang akan jadi donatur, tapi harus disertai proposal permohonan sponsor kayak ke instansi. Adek udah ngirimin kan ke beberapa alamat email yang pernah mbk kasih tau kemarin?"
Iraida: "Udah mbak Vii, beneran gak ada yang respon padahal udah aku kirim seminggu yang lalu, Gimana mbak acara kita udah sebulan lagi dan pemasukan kita masih nol. Kita butuh 20 juta-an dalam sebulan mbak. Gimana mbk?"
Aku: "Yaudah santai dek, nanti kita syuro besar panitia FKM dan FH kita bicarakan disitu semua. Namun sebelumnya pagi ini mbak mau ngadain syuro duluan sama semua staf kemuslimahan. Dek Ira, mb minta tolong jarkomin beberapa staf yang lain ya syuro-nya bentar aja jam 06.30 tet di bawah tangga dekanat. Jazakillah dek"
Iraida: ok mbak....sama2
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jam 06.15 akhirnya, aku sampai di bawah tangga dekanat (kalo lagi bosen syuro di mushollah, biasanya teman2 kemuslimahan ku ajak syuro di bawah tangga dekanat, taman kampus, bahkan danau rektorat unair pun bisa disulap jadi tempat syuro/rapat, maklumlah karna isinya muslimah semua syuro gak pake hijab-hijaban...hehe).
Kutemui dua stafku sudah menunggu disana, sampai jam 07.00 hanya dua orang yang datang harusnya 17 staf kalo lengkap.
aku: "Dek yang lain kemana? koq cuma berdua.. setengah 8 masuk loh mbak, kalian juga kan? Yaudah mbak mulai aja ya... Assalamu'alaykum wr. wb. sebelum kita mulai syuro kita hari ini......"
Tiba-tiba....
crew M.Kesh: "Happy Birthday mb Vita...Happy birthday...happy birthday to you...
Aku: adek2, kalian... tak terasa dua tetes air mata meluncur begitu ajaa....
Iraida: Mb Vii, maafin aku ya tadi cuma bohongan sms-nya mb cuma pengen ngasih surprise mb Vita aja, eh mb Vita udah ngajak syuro duluan... aku bohong mb, alumni2 yg sudah tak hubungi bersedia koq mb jadi donatur acara kita. Selain itu beberapa proposal sponsorship lolos ke beberapa perusahaan... Mb Vii, met ulang tahun ya mb.. semoga sehat dan sukses selalu

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi, air mata kembali menetes seketika, kupeluk dan kurangkul satu persatu adik2 kemuslimahan yang setia menemaniku suka duka dalam satu kepengurusan ini..

Iraida: Ini dari M.Kesh untuk mbak Vita....
Aku: ya Allah adek, makasih ya semuanya, makasih udah ingat dan makasih atas kado indahnya terlebih makasih untuk doa-doanya....

Setengah jam begitu cepat berlalu, akhirnya setelah saling bersalaman dan berpelukan satu sama lain kami pun bergegas masuk ke kelas masing2....
Aku pun masuk ke kelas dengan tangan penuh kado dan bunga....
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sesampainya di kontrakan ku buka pemberian dari adik-adik kemuslimahan tercinta ini
1. Seikat bunga mawar merah dan putih
2. Sebuah dress cantik berwarna ungu (pesan adik2: mbak ntar dresx di pake pas waktu acara seminar kita ya, pas muslimah fair)
3. 2 buah bros cantik
4. Foto kemuslimahan
5. Sepucuk surat cinta dari M.Kesh untuk mb Vita

read: M.kesh (Kemuslimahan dan Kesehatan Masyarakat)


Jumat, 11 Juli 2014

Maaf, Ayah....



"Barakallahu lakuma wa jama'ah baynakuma fii khoir...
Semoga bisa membentuk keluarga yang sakinah-mawaddah-warohmah-wa dakwah saudariku..."

Sekali lagi kutatap undangan berwarna merah jambu itu, ya tidak salah lagi... kau hebat saudariku, kau berani mengambil keputusan di saat kebanyakan teman2 yang seusia denganmu lebih memilih fokus dan berkutat seputar akademik, kau memilih selangkah lebih maju menyempurnakan separuh dien-mu. Dan aku masih tersenyum getir tapi juga bahagia seakan tak percaya, bagaimana kau bisa mengambil keputusan se berani dan sehebat itu? 
Ah, kupikir tidak ada yang aneh dengan pilihanmu, karena itu sangat wajar untuk usia-usia seperti ini. Bahkan mungkin rentang usia 21-25 adalah cukup ideal bagi seorang perempuan untuk menikah. Kau seusia denganku 22 tahun, usia yang manis bukan tapi pilihan kita jauh berbeda. Kau mantap melangkah ke jenjang pernikahan, hebat saudariku.. sementara aku masih saja ragu, takut, tidak fokus, dan mulai gelisah. 
Ah, Gelisah? kenapa memangnya? 
Ok, mari kita runut penyebab kegelisahan itu?
1. IPK turun?
2. Gak lolos lomba karya tulis?
3. Kalah lomba debat bahasa inggris?
4. Toeflmu gak lolos lagi?
5. Kalah saing untuk jadi calon wisudawan terbaik?
6. Envy sama prestasi teman?
7. Rempong jadi ketua panitia seminar?
8. Kadep organisasi yg sok sibuk?
9. Jarang pulkam? Kangen bapak-ibu?
10. Skripsi gak kelar2?
11. Dimarahi dosen pembimbing?
12. dsb..,

Ah, aku rasa poin penyebab kegelisahan 1-12 itu aku sudah kebal, malah tidak terlalu gelisah...lalu kenapa?
aku teringat sebuah buku yg tak sengaja kubaca di salah satu toko buku di Surabaya. Pada halaman belakang tertulis:
"Bila canda-tawa teman sudah tidak bisa menyenangkan hati... maka sudah saatnya menikah"
"Bila perhatian ayah-ibu sudah tidak cukup menentramkan hati...maka sudah saatnya menikah"
"Bila kau tidak bisa menjawab semua kata bila itu...maka sudah saatnya menikah"

Malam semakin larut, kemudian ayah dan datang lalu bertanya "sudah tidur, jangan di forsir mengerjakan skripsi terus"
"maaf ayah, kali ini aq sedang menulis bukan megerjakan skripsi"

ya Allah, maaf Ayah....
apa aku sudah menghianati ayah, untuk terus menjadi putri kebanggannya yg handal dalam akademik, sedikit pun Ayah tiada pernah lelah menyayangi dan memberikan yang terbaik...
Hanya saja ayah, maaf aku bukan lagi putri kecilmu yang dulu
Maaf ayah, jika aku mulai merindukan yang lain namun aku tak tahu siapa yang aku rindukan
Ingin aku renyah bercerita semua isi hatiku padamu seperti di masa kecil dulu yg begitu renyahnya aku menceritakan nilai hasil ulangan harianku, saat nilainya jelek maka kau akan mengajariku untuk memperbaikinya diujian selanjutnya..
Tapi, kali ini aku begitu malu, bibirku begitu kelu Ayah untuk sekedar bilang "Ayah, aku mencintai seseorang" atau "Ayah, ada yang ingin meminangku, bagaimana seharusnya?". Padahal betapa inginnya aku menjadikan engkau ayah yang pertama kali kuceritakan dan kujadikan tempat bercurah hati saat kegelisahan itu datang..

tapi Ayah, aku tidak tahu harus memulainya darimana.. karena aku sudah berkesimpulan dari sikapmu yang tak pernah sedikit saja menyinggung persoalan itu padahal banyak yang tersimpan di hati ini..
karena perbincangan kita soal masa depanku masih terhenti di: segera cari kerja setelah lulus nanti ya Nak, kamu anak ayah yg palin pintar jadi mudah bagimu untuk peroleh pekerjaan yang baik. Kamu harus jadi PNS sekaligus dosen. Cari beasiswa S-2, kalaupun tak dapat ayah masih sanggup membiayaimu hingga S-2.

Dan aku dengan nada bangga sekaligus percaya diri menjawab "Pastinya ayah, doain ya biar bisa dapet S-2 ke luar negeri". aku tahu ayah bersikap seperti itu, karena aku selalu menunjukkan diriku yang smart selalu di depan ayah padahal ayah tiada pernah tahu betapa putri kecil kebanggannya kini juga menyimpan rahasia hati yg berbeda sekali dengan tampilan luar.

maka ayah, aku tidak tahu bagaimana harus memulainya..ya Allah, sungguh aku tak sanggup menyampaikannya pada ayah, hanya padaMu ku berharap sampaikanlah rasa hati ini pada Ayah...

Dan Ayah sungguh ketika aku telah menikah nanti, kau tetap lelaki pertama yang akan tetap dan selalu kucintai dalam hidupku..

T.T

#ditulis di tengah kegelisahan penyelesaian skripsi dan kerisauan hati

Kamis, 10 Juli 2014

Bila akhirnya aku harus jatuh cinta, tolong pegangi Hatiku ya Rabb...


Ada apa dengan judul tulisanmu ukhti?? Tidak biasa2-nya?
Atau kau sudah tak sanggup menyembunyikannya lagi? Dimana rasa malu-mu dan akhlaq indahmu yang selalu berhasil menjadi tabir antara kau dan perasaanmu?
Ah, Galau-kah dirimu?
Tak malukah kau dengan predikat "ukhti" yang kau sandang? Atau jilbab lebarmu itu yang senantiasa melindungimu?
Tapi aku tahu, kau tetap saja manusia, ya akhwat pun bisa jatuh cinta, jatuh namun jangan sampai terhuyung-huyung...
Cinta adalah fitrah, dan cinta tak melulu harus pada "seseorang" dan bila mungkin tak sengaja ada rasa itu, tempatkanlah ia pada titik keimanan tanpa perlu diungkapkan atau si "dia" tahu.. Teruslah bungkam dan diam menyembunyikan rasa itu cukup engkau dan Allah saja yang tahu....hingga bila ia memang Allah takdirkan untukmu, biarlah Allah yang membuatnya indah pada saatnya..
Sakit? Mengganggu pikiran? Bahkan sampai harus terpecah konsentrasimu saat mengerjakan tugas akhir?
Itulah cobaan keimanan ukhti, pertebal dan perkuat imanmu,,mendekat dan mohonlah pada-Nya
Bila kau punya cinta yg lebih ungkapkanlah pada ayah dan ibumu merekalah yang jelas-jelas tulus mencintaimu...

Wahai hati bersabarlah yaa...
Wahai diri, tunduklah pada-Nya
ya Robb, ampunkanlah dosa hamba bila mungkin pernah ada rasa pada seseorang yang belum tentu kau tuliskan di lauh-mahfudz untukku
ya Robb, sungguh aku tak kuasa mencegah rasa ini hadir begitu saja.. sehari, sebulan, setahun bahkan lebih dalam diam.. Bila ia memang ditakdirkan untukku biarlah rasa ini menjadi nyata seperti kisah Fatimah Azzahra dan Ali Bin Abi Thalib... Namun bila ia bukan ditakdirkan untukku, aku percaya Engkau akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik, maka hapuskanlah rasa cinta dalam diamku ini..

Ukhti, teruslah memperbaiki diri karena itulah satu2-nya ikhtiarmu untuk menanti pangeran terbaikmu
Sibukkanlah untuk senantiasa dalam kebaikan dan menebar kebaikan
Sayangi dan berbaktilah pada ibu-bapakmu jadilah putri yang sholihah untuk mereka sebelum kau menjadi sholihah untuk yang lain nantinya
Ukhti, selesaikan tugas akhirmu ya, jangan galau lagi, buktikan dan buat bangga bapak-ibu yang teramat menyayangimu mereka sangat menunggu kamu diwisuda dan dapat gelar sarjana loh...
ukhti, sudah2 back to skripsi ya jangan blogging terus...xixixix ;D

Kamis, 09 Januari 2014

Karena Gambar dan Tulisan Mampu Berbicara,,,,



Seperti tulisan pada gambar diatas juga yang melatar-belakangi adanya blog ini...

Aku ingin mengungkapkan kata-kata tanpa harus berkata-kata dan tulisan adalah media yang tepat untuk melukiskannya, aku percaya bahwa terkadang tulisan dan gambar mampu berbicara dan mengekspresikan perasaan jauh lebih baik dan jauh lebih dalam dari sekedar berkata-kata...
Ibarat salah satu judul lagu westlife, "more than words"....

Aku bukanlah seorang penulis atau fotografer profesional, tapi aku suka menulis sekenaku atau memotret objek2 yang menarik perhatianku,,,,

Tanpa harus berkata-kata, biarlah tulisan dan gambar itu sendiri yang berbicara....
Berbicara apa saja...tentang semua yang tak mungkin aku ungkapkan dengan kata-kata...

Dan ini adalah beberapa gambar amatir dari kamera ponselku, dengan resolusi seadanya dan kemampuan fotografi yang teramat minimal namun kuambil gambar2 ini sepenuh hati....

Selamat Menikamti kisah dari gambar2 ini.... :)





Sun Rise di balik jendela antai 2 kamar kontrakan
Surabaya
Halaman Belakang Rumah di salah satu di
Desa Kabupaten Sumenep, Madura




Masjid Agung Sumenep
Danau Kampus C Unair
View dari lt. 3 kampus FKM Unair


Taman Adipura Kab. Sumenep



Lokasi yang sama di balik jendela kamar kontrakan...
Pembangunan sebuah perumahan elit


Di balik kaca mobil, pemandangan di pesisir sampang
Madura... otw ke Surabaya :)